Di tengah banyaknya pemahaman tentang
sejarah yang cenderung negatif, maka disini akan dibahas pengertian sejarah
secara positif, artinya pengertian sejarah yang pas dan sesuai dengan asalnya.
Dengan memahami sejarah secara positif maka akan didapatkan batasan-batasan
dalam sejarah. Biar tidak luber kemana-mana.
Sebagai ilmu, sejarah terikat pada
prosedur penelitian ilmiah. Sejarah juga terikat pada penalaran yang bersandar
pada fakta. Kebenaran sejarah terletak pada objektifitasnya. Jadi secara
positif:
·
Sejarah ialah ilmu tentang manusia
Dalam kehidupan ini memang tidak hanya
ada manusia saja yang hidup. Melainkan alam semesta seluruhnya. Namun, tidak
semua masuk ke dalam pembahasan sejarah. Terjadinya alam semesta memang telah
berlalu, tapi itu menjadi objek penelitian astronomi bukan sejarah. Demikian
pergeseran-pergeseran bumi di masa lalu, merupakan pekerjaan geologi bukan
sejarah. Jadi sejarah hanya bercerita tentang manusia. Akan tetapi juga bukan
cerita masa lalu secara keseluruhan.[1]
Manusia yang berupa fosil menjadi objek
penelitian antropologi ragawi dan bukan sejarah. Demikian juga benda-benda,
yang meskipun itu perbuatan manusia juga, tetapi lebih menjadi pekerjaan
arkeologi.[2] Jadi sejarah
hanya bercerita tentang perbuatan manusia berupa aktivitas-aktivitasnya. Dengan
aktivitas-aktivitas yang diucapkan, dilakukan oleh manusia maka sejatinya telah
menghasilkan perubahan-perubahan pada peradaban mereka pada umumnya.
Hal ini selaras dengan pernyataan Ibnu
Khaldun yang mendefinisikan tentang sejarah sebagai catatan tentang masyarakat
umat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi
pada watak masyarakat itu, seperti kelahiran, keramah-tamahan, dan solidaritas
golongan, tentang revolusi dan pemberontakan rakyat melawan golongan lain,
akibat timbulnya kerajaan-kerajaan dan negara dengan tingkatan bermacam-macam
kegiatan dan kedudukan orang, baik untuk mencapai tujuan kehidpannya, berbagai
macam ilmu pengetahuan, dan pada umumnya tentang segala macam perubahan yang
terjadi di dalam masyarakat karena watak masyarakat itu sendiri.
·
Sejarah ialah ilmu tentang waktu
Sebagai gambaran kalau sejarah
membicarakan tentang waktu, maka kita perlu menengok llmu lain. Sosiologi
membicarakan tentang masyarakat, diantaranya pelapisan masyarakat. Ilmu politi
juga membicarakan tentang masyarakat, akan tetapi lebih fokus ke aspek
kekuasaan. Sedangkan antropologi membicarakan soal kebudayaan dalam masyarakat.
Adapun sejarah membicarakan tentang masyarakat dari segi waktu, jadi sejarah
ialah ilmu tentang waktu.[3]
Apa yang dibicarakan tentang waktu? Dalam
waktu terjadi empat hal; (1) perkembangan, (2) kesinambungan, (3) pengulangan,
(4) perubahan.[4]
Perkembangan terjadi bila berturut-turut
masyarakat bergerak dari satu bentuk ke bentuk lain. Biasanya masyarakat akan
berkembang dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih
kompleks.perkembangan mengandaikan tidak ada pengaruh luar yang menyebabkan
pergeseran.[5]
Kesinambungan terjadi bila suatu
masyarakat baru hanya melakukan adopsi lembaga-lembaga lama. Pengulangan
terjadi bila peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau terjadi lagi.
Perubahan terjadi bila masyarakt mengalami pergeseran, sama dengan perkebangan,
namun asumsinya ialah adanya perkembangan besar-besaran dan dalam waktu yang
relatif singkat. Biasanya perubahan terjadi karena pengaruh luar.[6]
·
Sejarah ialah ilmu tentang sesuatu yang
mempunyai makna sosial
Perlu diingat bahwa, perkembangan dan
perubahan sangatlah banyak dan berbagai macam bentuk dan sifatnya. Namun tidak
semua perkembangan dan perubahan masyarakat itu menjadi penting. Jadi, hanya
perkembangan dan perubahan penting sajalah yang akan dibahas dan diceritakan di
dalam sejarah. Sebagai contoh, wafatnya Pakubuwana X mungkin tidak penting,
tapi ketika Pakubuwana X pergi ke daerah-daerah pada tahun 1910-an dapat
menjadi penting bagi pemerintah kolonial, karena dinggap menggugah nasionalisme
Jawa.[7]
·
Sejarah ialah ilmu tentang sesuatu yang
tertentu, satu-satunya, dan terperinci.
Sejarah adalah sejarah tertentu, partikular
(lawan kata dari general) artinya sejarah tidak membicarakan tentang suatu
peristiwa masa lalu yang umum, namun harus jelas kapan dan dimananya. Seperti
contoh; berbicara masalah mobilitas sosial (perpindahan dari tingkatan ke
tingkatan yang lain), harus serba jelas, misalnya “mobilitas sosial di Boston
pada abad ke -19”. Tidak seperti sosiologi yang hanya membicarakan mobilitas
dalam masyarakat industrial pada umumnya.[8]
Sejarah adalah ilmu mengenai
satu-satunya, unik, dan tidak ada yang menyamai dalam peristiwanya. Sebab
sejarah haru menuliskan peristiwa, tempat, dan waktu yang hanya sekali terjadi.[9]
Sejarah harus terinci. Seba sejarah tidak
terbatas pada hal-hal yang besar saja, melainkan harus menyajikan yang
kecil-kecil dan terperinci, sehingga sejarah adalah master of details.[10]
Kesimpulannya, sejarah secara positif adalah sejarah
yang mempelajari tentang manusia yang pembahasannya fokus dari segi waktu, yang
isinya mengenai perkembangan, kesinambungan, pengulangan dan perubahan. Keempat
isi tersebut hanyalah yang bermakna sosial dan penting yang terjadi secara
tertentu, satu-satunya atau unik, dan rinci yang tidak terjadi untuk kedua
kalinya.
Referensi: Dr. Kuntowijoyo, Pengantar
Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995.
[1] Disadur
dari Dr. Kuntowijoyo, Pegantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Bentang
Budaya, 1995. Hlm 12.
[2] Disadur
dari ibid.
[3] Disadur
dari ibid. hlm. 13.
[4] Disadur
dari ibid.
[5] Ibid.
[6] Ibid.
[7] Disadur
dari ibid. hlm. 16.
[8] Disadur
dari ibid.
[9] Disadur
dari ibid.
[10] Disadur
dari ibid.
0 komentar:
Posting Komentar