--untuk para pencari mutiara sejarah--

Selasa, 12 Januari 2016

PENGERTIAN NEGATIF TENTANG SEJARAH

PENGERTIAN NEGATIF TENTANG SEJARAH

Banyak kalangan yang mengartikan sejarah “sak penake dewe” alias seenaknya sendiri. Sehingga makna sejarah menjadi kabur dari makna aslinya, walaupun memang agak susah untuk membedakan sejarah dari pengertian-pengertian negatif yang dipahami sebagian orang.
Pernahkah anda mendengar mitos? Apa itu? Sejarah bukan?
·         Sejarah itu bukan mitos, mitos bukan sejarah
Memang mitos sama-sama menceritakan masa lalu, tapi sejarah berbeda dengan mitos. Mitos menceritakan masa lalu dengan waktu yang tidak jelas dan kejadian yang tidak masuk akal orang masa kini.[1]
·         Sejarah itu bukan filsafat
Sejarah sebagai ilmu dapat terjatuh sebagai tidak ilmiah bia berhubungan dengan filsafat. Ada dua kemungkinan penyalahgunaan sejarah oleh filsafat yaitu sejarah dimoralkan, dan sejarah sebagai ilmu yang konkrit dapat menjadi filsafat yang abstrak.[2]
·         Sejarah itu bukan ilmu alam[3]
Sejarah mempunyai ciri sendiri dalam pekerjaannya. Sejarah sering dimasukkan dalam ilmu-ilmu manusia atau human studies, yang dalam perjalanan waktu dipecah ke dalam ilmu-ilmu sosial (social sciences)  dan ilmu kemanusiaan (humanities). Orang sering membedakan antara ilmi-ilmu alam dengan ilmu-ilmu manusia di satu pihak ilmu-ilmu alam bertujuan menemukan hukum-hukum umum, atau bersifat nomotheis,[4] sedangkan sejarah berusaha menuliskan hal-hal yang khas atau bersifat ideografis.[5]
·         Sejarah itu bukan sastra[6]
Sejarah berbeda dengan sastra, setidaknya dalam tiga hal:
1.    Cara kerja
Sastra adalah pekerjaan imajinasi yang lahir dari kehidupan sebagaimana yang dimengerti oleh pengarangnya
2.    Kebenaran
Kebenaran bagi pengarang sepenuhnya mutlak ada dibawah kekuasaannya, dengan kata lain pengarang akan bersikap subjektif tanpa ada yang mengikatnya.
3.    Hasil keseluruhan
Hasil keseluruhannnya hanya menuntut supaya pengarang taat asas dengan dunia yang dibangunnya sendiri.
4.    Kesimpulan
Dalam kesimpulan, bisa saja sastra justru berakhir dengan sebuah pertanyaan. Hal itu tidak bisa dilakukan oleh sejarah. Sejarah harus berusaha memberikan informasi selengkap-lengakapnya, setuntas-tuntasnya, dan sejelas-jelasnya.
Jadi bukan berarti setiap yang membicarakan masa lalu kemudian kita anggap itu sejarah. Kan sudah di bahas tadi..
Oleh sebab itu karakteristik sejarah ialah; waktu yang jelas, kejadian yang masuk akal, kebenarannya objektif, menghasilkan sebuah konsep hidup yang dijadikan pijakan untuk masa depan, serta informasi yang lengkap, tuntas, dan jelas.


Referensi : Dr. Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995.



[1] Dr. Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995. Hlm 7-9.
[2] Ibid. hlm 9.
[3] Ibid. hlm. 10-11.
[4] Nomotheis dalam bahasa yunani, nomo berarti hukum, tithenai berati mendirikan.
[5] Ideografis ialah berkenaan dengan lambang, atau ciri khas, atau simbolik.
[6] Op.Cit. hlm. 11-12.
Share:

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar