--untuk para pencari mutiara sejarah--

Rabu, 06 Januari 2016

Episode 2. Tahapan Dakwah [ringkasan]

Beberapa Tahapan Dakwah Islamiyah Dalam Kehidupan Rasulullah saw

Dakwah Islamiyah di masa hidup Nabi saw, sejak bi’tsah hingga wafatnya menempuh empat tahapan :
Pertama, Dakwah secara rahasia, selama tiga tahun.
Kedua, Dakwah secara terang-terangan dengan menggunakan lisan saja tanpa perang, berlangsung sampai hijrah.
Ketiga, Dakwah secara terang-terangan dengan memerangi orang-orang yang menyerang dan memulai peperangan atau kejahatan. Tahapan ini berlangsung sampai tahun perdamaian Hudaibiyah.
Tahapan keempat, Dakwah secara terang-terangan dengan memerangi setiap orang yang menghalangi jalannya dakwah atau menghalangi orang yang masuk Islam. Setelah masa dakwan yang pemberitahuan dari kaum musyrik, anti agama atau penyembah berhala . Pada tahapan inilah syariat Islam dan hukum jihad dalam Islam mencapai kemapanan.


Dakwah secara Rahasia

·         Inti Dakwah Rosul
·         Dakwah Dilakukan Sirriyah
·      Masuk Islamnya beberapa sahabat Rosul (Ashabiqunal Awalun)
·         Dibuat Darul Arqom (Basis Perjuangan)
·         Kuantitas dan Kualitas Pengikut Islam masa Dakwah Sirriyah

Nabi saw mulai menyambut Allah dengan mengajak manusia untuk menyembah Allah semata dan meninggalkan berhala. (21:25, 16:36, 9:33). Tetapi dakwah Nabi ini dilakukan secara rahasia untuk menghindari tindakkan buruk orang-orang Quraisy yang fanatik terhadap kemusyrikan dan paganismenya. Nabi saw tidak menampakkan dakwah di majelis-majelis umum orang-orang Quraisy, dan tidak melakukan dakwah kecuali kepada orang yang memiliki hubungan kerabat atau kenal baik sebelumnya.
Orang-orang ang pertama kali masuk Islam ialah Khadijah binti Khuwailid r.a., Ali bin Abi Thalib, Zaib bin Haritza mantan budak Rasulullah saw, dan anak angkatnya, Abu Bakar bin Abi Qufahah, Ustman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash dan lainnya. Mereka ini bertemu dengan Nabi secara rahasia. Apabila salah seorang di antara mereka ingin melaksanakan salah satu ibadah, ia pergi ke lorong-lorong Mekkah seraya bersembunyi dari pandangan orang-orang Quraisy. Ketika orang-orang yang menganut Islam lebih dari tiga puluh lelaki dan wanita, Rasulullah saw memilih rumah salah seorang dari mereka, yaitu rumah al-Arqam bin Abi al-Arqam, sebagai tempat pertemuan untuk mengadakan pembinaan dan pengajaran. Dakwah pada tahapan ini menghasilkan sekitar empat puluh lelaki dan wanita telah menganut Islam. Kebanyakan mereka adalah orang-orang fakir, kaum budak dan orang-orang Quraisy yang tidak memiliki kedudukan.

Dakwah secara Terang-terangan

·         Turunnya Perintah Dakwah secara Jahr kpd Kerabat dan keluarga serta masyarakat setelah islam mulai banyak pengikut (QS 15:94-95, QS 26:214-215, QS 15:89)
·          Dakwah Rasul di atas Bukit Shafa dengan penolakan oleh Abu lahab kemudian turun QS Al Lahab : 1-5
·        Dakwah Rasul Kpd Keluarga besar dan Seluruh bani di Qurays yang akhirnya ditolak mentah-mentah dengan alasan Tdk Mau meninggalkan Nenek Moyang (QS 2:170)

Ibnu Hisyam berkata : “Kemudian secara berturut-turut manusia, wanita dan lelaki , memeluk Islam, sehingga berita Islam tersiar di Mekkah dan menjadi bahan pembicaraan orang. Lalu Allah memerintahkan Rasul-Nya menyampaikan Islam dan mengajak orang kepadanya secara terang-terangan, setelah selama tiga tahun Rasulullah saw melakukan dakwah secara sembunyi, kemudian Allah berfirman kepadanya :
“Maka siarkanlah apa yang diperintahkan kepadamu, dan janganlah kamu pedulikan orang musyrik.“ QS al-Hijr : 94
“Dan berilah peringatan kepada kerabatmu yang terdekat, dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.“ QS asy Syu’ara : 214-215
„Dan katakanlah „Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan.“ QS al-Hijr : 89
Pada waktu itu pula Rasulullah saw segera melaksanakan perintah Allah. Kemudian menyambut firman Allah: “Maka siarkanlah apa yang diperintahkan kepadamu dan janganlah kamu pedulikan orang-orang yang musyrik.“ Dengan pergi ke atas bukit Shafa lalu memanggil,
“Wahai Bani Fihr, wahai bani ‘adi,“
Sehingga mereka berkumpul dan orang yang tidak bisa hadir mengirimkan orang untuk melihat apa yang terjadi.
Maka Nabi saw berkata : “Bagaimanakah pendapatmu jika aku kabarkan bahwa di belakang gunung ini ada sepasukan kuda musuh yang datang akan menyerangmu, apakah kamu mempercayaiku?“ Jawab mereka: “Ya, kami belum pernah melihat kamu berdusta.“ Kata Nabi saw : “Ketehuilah , sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan kepada kalian dari siksa yang pedih.“
Kemudian Abu Lahab memprotes, “Sungguh celaka kamu sepanjang hari, hanya untuk inikah kamu mengumpulkan kami.“ Lalu turunlah firman Allah (QS Al Lahab : 1-5) : “Binasalah kedua belah tangan Abu Lahab, dan sesungguhnya dia akan binasa.
Kemudian Rasulullah saw turun dan melaksanakan firman Allah, “Dan berilah peringatan kepada kerabatmu yang terdekat,“ dengan mengumpulkan semua keluarga dan kerabatnya lalu berkata kepada mereka, “Wahai Bani Ka’b bin Lu’au, selamatkanlah dirimu dari api neraka! Wahai bani Murrah bin Ka’ab, selamatkanlah dirimu dari api neraka! Wahai Bani Abdi Syams, selamatkanlah dirimu dari api neraka! Wahai Bani Abdul Muththalib, selamatkanlah dirimu dari api neraka! Wahai fatimah, selamatkanlah dirimu dari api neraka! Sesungguhnya , aku tidak akan dapat membela kalian di hadapan Allah, selain bahwa kalian mempunyai tali kekeluargaan yang akan aku sambung dengan hubungannya.
Dakwah Nabi saw , secara terang-terangan ini ditentang dan ditolak oelh bangsa Quraisy, dengan alasan bahwa mereka tidak dapat meninggalkan agama ynag telah mereka warisi dari nenek moyang mereka, dan sudah menjadi bagian dari tradisi kehidupan mereka. Pada saat itulah Rasulullah saw mengingatkan mereka akan perlunya membebaskan pikiran dan akal mereka dari belenggu taqlid. Selanjutnya dijelaskan oleh Nabis aw bahwa tuhan-tuhan yang mereka sembah itu tidak dapat memberi faidah atau bahaya sama sekali. Dan bahwa turun-temurun nenek moyang mereka dalam menyembah tuhan-tuhan itu tidak dapat dijadikan alasan untuk mengikuti mereka secara taqlid buta.

Firman Allah menggambarkan mereka : “Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Ikutalah apa yang telah diturunkan Allah,“ mereka menjawab,“ (Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kmai.“ (Apakah mereka akan mengikuti juga) walaupaun nenek moyang mereka tidak mengetahui suatu pun dan tidak mendapat petunjuk ?“ QS al-Baqarah : 170 Ketika Nabi saw mencela tuhan-tuhan mereka, membodohkan mimpi-mimpi mereka, dan mengecam tindakan taqlid buta kepada nenek moyang mereka dalam menyembah berhala, mereka menentangnya dan sepakat untuk memusuhinya, kecuali pamannya Abu Tahlib yang membelanya.

bersambung...
Share:

0 komentar:

Posting Komentar