--untuk para pencari mutiara sejarah--

Kamis, 28 Januari 2016

Apa Makna Syajaratun?


Entah apa yang membuat sejarawan dan orang-orang Indonesia menggunakan kata syajaratun sebagai kata serapan dalam mengistilahkan kata sejarah
Secara terminologis, kata “sejarah” diambil dari bahasa Arab, “syajaratun” yang berarti pohon. Secara istilah, kata ini memberikan gambaran sebuah pertumbuhan peradaban manusia dengan filosofi “pohon”. Pohon tumbuh bermula dari biji yang kecil menjadi pohon yang lebat dan rindang serta berkesinambungan.

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa pohon adalah penghasil oksigen terbesar bagi kelangsungan hidup makhluk hidup, yaitu untuk bernafas. Namun, sebenarnya pohon tak sekedar tumbuhan yang hidup dan menjadi penghasil oksigen, tetapi cara dan bagaimana dia tumbuh, serta organ-organ pendukungnya bisa dijadikan inspirasi. Bahkan Al-Qur’an telah memberi analogi ini sejak 15 abad yang lalu.

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun.

Pohon bisa tumbuh menjadi besar dan kuat berawal dari sebuah biji, yang kemudian tumbuh berakar kuat menancap di tanah hingga menumbuhkan batang, cabang dan ranting yang kuat sampai akhirnya menjadi pohon yang rindang / lebat. Tak berakhir sampai disitu, pohon tadi akan terus menghasilkan buah yang menyenangkan hati bagi penanamnya. Hingga biji-biji yang tersimpan di dalam buah nantinya akan jadi tunas-tunas baru. Bila pohon itu sehat, berbuah dan tumbuhnya proposional serta kokoh akan mampu tahan terhadap penyakit, terpaan angin, hujan, atau hal-hal lain yang mengancam dirinya dari luar. Karena begitu rindangnya pohon tadi, akan ada banyak makluk lain yang tinggal di sekeliling pohon itu. Sehingga pohon tadi seolah seperti tempat tinggal dan sumber kehidupan.

Singkat kata, syajarah memberi gambaran tentang gerak perubahan sebuah kehidupan. Sedangkan hubungan antara filosofi pohon dengan pengertian sejarah adalah sejarah merupakan ilmu yang mempelajari tentang gerak perubahan-perubahan manusia dan karakter-karakternya. Perjalanan hidup manusia itu bahkan seperti pohon, dari lahir manusia tumbuh hingga menjadi besar bersama dengan manusia-manusia yang lain membentuk sebuah komunitas dan dengan komunitas itulah segala kebutuhan dan aktivitas dapat berjalan dengan lancar. Sehingga dengan kerjasama antar satu dengan yang lain dalam sebuah komunitas (bangsa/kaum) manusia mencapai kejayaan atau bahkan kehancuran. Sehingga dengan pasti gerak perubahan manusia itu menuju pada arah kejayaan atau kehancuran yang dengannya manusia terkadang tidak menyadarinya. Begitu seterusnya hingga generasi-generasi penerusnya mencapai salah satu dari dua hal tersebut. Itulah sejarah... yang kita bisa ambil dari sejarah adalah makna dari perubahan-perubahan yang telah dibuat oleh para pendahulu kita. Sehingga kita bisa ambil itu menjadi pelajaran untuk digunakan sebagai petunjuk dalam kehidupan masa mendatang.

Maka sesungguhnya, dari petunjuk Al Qur’an, bahwa pengertian “syajarah” berkaitan erat dengan “perubahan”. Dan perubahan yang dimaksud bermakna “gerak” kehidupan manusia. Gerak kehidupan itu adalah dalam rangka menerima dan menjalankan fungsinya sebagai “khalifah” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 30). Maka tugas hidup manusia dimuka bumi adalah :” menciptakan perubahan sejarah” (khalifah).

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Terakhir, dalam memahami gerak sejarah yang dilalui oleh generasi pendahulu, maka harus ada kemampuan menangkap pesan tersirat (Ibroh) di dalamnya. Sebagaimana QS. Yusuf [12]: 111;

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran (ibroh) bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.

Menangkap pesan-pesan sejarah sejatinya adalah untuk menciptakan sejarah itu sendiri, sebab untuk mengetahui “pohon sejarah” apa yang sedang dibuat. “Kasyajaratin thayyibah” pohon sejarah yang sukses dengan fondasi akar yang kuat, batang yang menjulang dan ranting yang merindang serta buah sejarah yang bisa dinikmati sepanjang musim. Atau justru “Kasyajaratin khabisyah” pohon sejarah yang rapuh, akar yang tercabut dari  bumi, tidak ajeg dalam hidup yang akhirnya mudah runtuh dan rubuh.


Penulis: Wahyu Indarto (17 Rabiuts Tsani 1437 Hijriah)
Dari berbagai referensi;

Al-Qur’anul Karim (terjemahan)
Share:

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar